Sobatpoker.biz |
Hi, nama saya Tomy, teman biasa memanggil saya “Tom”. Saya seorang expat (bule) yang telah lama tinggal di Jakarta, dan saya ingin bertanya kepada anda: Pernahkah anda memiliki fantasi seksual terhadap seorang wanita?
Wanita itu dapat menjadi siapa saja! Bisa jadi guru anda di sekolah dulu, dosen di universitas, temankerja, bos atau bawahan bahkan mungkin pembantu di rumah anda! Yang jelas wanita itu pasti memiliki sesuatu yang membuat nafas anda sesak setiap kali mengingatnya.
Well, saya punya! dan percaya atau tidak,saya adalah salah satu lelaki beruntung diantara jutaan lelaki yanglain, mengapa? Karena anda akan menemukan bahwa segala impian dan fantasi seksual saya akan menjadi kenyataan.
Dari dulu saya memang selalu menyukai wanita Asia, mungkin salah satu alasan mengapa saya mau ditugaskan oleh kantor saya di Jakarta, tempat yang tadinya saya tidak pernah tahu eksistensinya, tempat yang tadinya saya tidak tahu akan ada wanita seperti Sisca.
Hmmh, Sisca oh Sisca.. Dia memang tidak memiliki buah dada sebesar Pamela Anderson, tapi buah dadanya yang sedikit lebih besar dari kepalan tanganku selalu terbayang di dalam blouse kerjanya ditutupi bra hitam tepat di bawah leher panjang dan bahu indah warna kuning langsat khas wanita Asia. Sisca memang tidak memiliki postur tubuh seindah Cindy Crawford, tetapi pinggangnya yang kecil selalu menemani pinggul indah bak apel dan hmm.. pantatnya yang ranum selalu terbayang!
Tak ketinggalan kaki kecilnya yang panjang bak peragawati menopang pahanya yang putih bersih ditutupi rok mininya yang sexy! Takkan habis hasratkumenginginkan dirinya! Terbayang selalu diriku di atas tubuhnya yang ramping putih meremas buah dadanya! Menarik turun rok mininya! Dan memasukan alat kejantananku kedalam kemaluannya! Memompanya dengan cepat! Dan lebih cepat! Dan.. “Tom?”
“Oh.. Hi! Sis..” dengan gelagapan aku menjawab sapaan Sisca yang entah telah berapa lama berada di hadapanku yang sedang melamun sambil minum sendirian di Hard Rock Cafe ini. He he, malunya aku!
“Tomy, kamu lagi ngapain di sini?” Sekali lagi dia menyapaku.
“Sis! Ngga sangka ketemu kamu di sini”, jawabku cepat menutupi kagetku.
Sisca menjawab dengan senyuman sambil berkata: “Aku sih emang sering ke sini! Seneng deh bisa ketemu kamu, hihi.. kamu sendirian kan? Aku join kamu yah? yah?”
Sebelum sempat aku menjawab, Yuli telah menarik bangku dan duduk di sampingku, dan kuberpikir “Ya Tuhan betapa anehnya ini..”
Lalu selanjutnya kita berdua telah asyik berbicara ngalor-ngidul.Tak kusangka Sisca ternyata kuat minum. Pembicaraan kami diwarnai oleh pesanan baru yang selalu datang mengganti gelas cocktailnya yang mulai kosong. Sementara konsentrasiku untuk minum telah luluh-lantak dihancurkan sepasang bahu indah ditemani leher panjang di atas belahan dada putih milik Sisca, sang fantasi seksualku yang tiba-tiba datang menghampiri! Sisca malam ini memang lebih sexy dari biasanya ditutupi gaun sack dressnya yang berwarna merah menyala.
Dan kuberpikir lagi, “Oh Tuhan mimpi apa aku semalam?”
Tak terasa jam telah menunjukkan pukul 3 pagi. Dari cara Sisca berbicara dan raut mukanya, kutahu bergelas-gelas cocktail yang Dia minum telah memberikan hasil sesuai yang diinginkannya. Sisca mabok.Tidak ada hal lain yang dapat kulakukan selain meminta kunci mobilnya dan memaksa untuk mengantarnya sampai di rumah. Sisca tidak melawan dandengan pasrah masuk ke dalam mobil di kursi penumpang depan.
Kumulai menyupirkan mobilnya sampai tiba-tiba Sisca berkata, “Tom!Aku nggak bisa pulang lagi mabok kaya beginih.. Ke rumah kamu ajayahh.. aku tidur rumah kamu dulu boleh kan Tom?”
Aku berpikir “Terima kasih Tuhanku!”
Setibanya di apartemenku, kubimbing dia ke kamar tidurku, Sisca langsung duduk di tempat tidur.
Tersenyum aku sambil mencopot sepatunya, kuberpikir “Ya Tuhan betapa indah dan sexynya sepasang kaki putih laksana kapas ini.. dan hmmh..”
Tiba-tiba terdengar bisikan yang berkata, “Jangan Tomy! Dia mabok! Kamu nggak boleh mempergunakan kesempatan! Itu tidak gentleman!”
Lalu, “Man! lihat betapa sexynya pundak si Sisca, lehernya.. pahanya.. Ohh”
Dan, “Tomy! Kamu bukan orang seperti itu!”
Lalu, “Ingat Tomy! Kapan lagi kamu punya kesempatan seperti ini, jangan bodoh!”
“Sial!!” dalam hatiku.
Ada seorang wanita cantik dan sexy, idamanku, fantasy seksualku, duduk di tempat tidurku dan aku malah bingung harus gimana.
“Sial! Sial! Sial!”
Ketika aku sedang sibuk sendiri dengan pikiranku, tiba-tiba, “Tomyhh.. sini Tomy.. Hhh” rintih Sisca.
Tanpa berpikir dua kali aku mendekat seperti anak buah dipanggil majikan dan berkata, “I.. Iya Sis.. Ada yang kamu mau? Air putih mungkin?”
“Aku mau kamuhh, Tomy sayanghh..” Sisca menjawab.
“Deg!” tak kuasa kutahan degup jantungku yang semakin menderu-deru.
Belum sempat kuberpikir lebih lanjut, kulihat jari-jari mungil Sisca telah berada di ikat pinggangku bersamaan dengan tangan putih berbulu halusnya.
“Aku ingin kamu Tomy.. ”
Sekali lagi Sisca membuka bibirnya yang basah dan ranum memerah, “Iya Tomyhh.. malam ini!” Sisca meneruskan desahannya.
“Tapi.. Sis..” belum sempat kuhabis berucap, tiba-tiba jari-jari mungil tadi dengan perlahan membuka ikat pinggangku dan dengan bantuan lengan yang indah berbulu halus tadi menarik turun celana blue jeans ku dengan mudah tanpa perlawanan dariku.
“Ohh Sisca.. Aku tak tahu ini benar dilakukan atau..” jawabku.
“Ssst.. Aku selalu ingin tahu bagaimana rasanya dengan orang putih sepertimu Tomy.. ” Sisca memotong, dan mulai menarik turun celana dalamku.
“Hmmh, memang Punyanya bule sepertimu lebih besar dari pada orang kita.”
Sisca dengan genit memandangi alat kemaluanku yang memang sudah mulai mengeras. “Sis..” Aku yang merasa harus mengatakan sesuatu.
Kembali dipotong olehnya sambil berkata, “Kamu harus tau kehebatan cewek Indonesia Tomhh.. mmhh,” sambil berkata demikian Sisca mendekatkan wajah cantiknya ke jantananku dan sambil mengedip-ngedipkan bulu matanya yang panjang dan lentik .
Sisca mulai mengecupnya, “Mmmuuah.. cup.. cup..” Bibirnya yang merah ranum mulai menjelajahi kepala kejantananku yang mulai mengerasdan terus mengeras.
“Aku belum pernah dengan barang segede gini.. hihi,” godanya genit dan kali ini menjulurkan lidahnya ke batang kemaluanku dari bawah kembali ke atas menyentuh kepala kejantananku lagi.
“Mmmhh,” godanya lagi.
“Shh.. hh,” aku cuma bisa mendesis, tak terbayang betapa terangsangnya aku oleh kejadian ini!
Dan, “Emmhh,” Sisca memasukkan setengah alat kejantananku kedalammulutnya yang mungil, dan kepalanya mulai bergerak naik turun secaraperlahan.
“Ughhooghh.. Sisca! yeah!” Aku merintih menahan rasa nikmat dari mulut Sisca yang basah dan hangat.
Sisca sejenak menarik keluar kejantananku dari mulutnya dan berkata, “Emm.. Enak nggak sayang?”
Lalu kembali melumat dan menghisap kejantananku kali ini dengan ritme yang lebih cepat, “Mmm.. mm..mm..”
“Arrgghh!! Sisca! Oh Sisca..” Aku mulai mengerang agak keras karena merasakan lidah halus Sisca bergerak-gerak di dalam mulutnya yang hangat sementara kepala Sisca terus bergerak naik turun bertambah cepat.
“Ouugghh!!” Kali ini aku tidak dapat menahan hasrat yang meluap-luap di dalam diriku.
Kutarik turun gaun sackdress yang dipakainya sehingga terlihat punggung putih mulus berbulu halus sedikit tertutup oleh rambutnya yang panjang dan hitam lebat. Sisca tidak memakai bra. Kemudian kuteruskan lagi menarik turun sampai terlihat celana dalam putih tipis berendayang membalut pantat putih kemerah-merahan yang ranum.
Lalu kujulurkan tanganku yang panjang mencoba meraih liang kewanitaan yang tersembunyi di bawah pantat ranum putih miliknya. Dan tersentuh olehku daging halus sedikit berbulu yang telah basah oleh cairan lubrikasi tanda siap untuk bercinta!
“Ohh Sisca.. hh kamu sudah basah,” ku bertutur terbata-bata.
“Hmm.. hmm..” Kata-kataku dijawab Yuli dengan hisapan yang lebih cepat dan liar terasa cepat melumat seluruh batang kejantananku.
“Ghhaahh.. Sisca!!” Aku kembali mengerang dan mulai menggerak-gerakkan jari-jariku di bagian apa saja dari liang kemaluannya yang dapat kuraih! Trus dan trus kujulurkan jariku sampai menyentuh klitorisnya.
“Mmmhh!” Kali ini terasa reaksi dari Sisca karena Ia mengerang keras sambil membalas dengan mempercepat hisapan dan lumatannya kebatang kejantananku.
“Urrghh!! hmm,” aku tidak mau kalah dan kembali membalas dengan menggetarkan secara cepat sekali jariku di atas klitorisnya!
“Uoohh.. ohh,” tak tahan Sisca mengeluarkan kejantananku dari dalam mulutnya, merintih dan mulai menggenggam batang kejantananku dan mengocok cepat naik turun.
“Uhh.. mmhh.. ohh.. yeahh!!” Berdua kami mengerang, merintih,menikmati sentuhan masing-masing sampai akhirnya Sisca tiba-tiba mendekatkan mukanya kepadaku. Sisca mulai menciumi dan melumat bibirku dengan bibirnya yang merah basah.
Kubalas ciumannya sambil kupeluk dan kuelus punggung mulus dan rambutnya yang tergerai di belakang.
“Hmmhh..” Sambil berciuman, Sisca merentangkan kedua kaki mulus jenjangnya dan naik keatas ku.
“Sekarang Tomyyhh.. hh.. hh.. ambillah aku sekaranghh..” Sisca berkata dengan nafas memburu sambil menatap lekat wajahku dengan paras cantiknya.
Dengan penuh nafsu kutarik turun celana dalamnya dan kupegang batang kejantananku dengan tangan kanan, juga selangkangan Sisca dengan tangan kiri. Lalu mulai memasukkan dengan perlahan kepala kejantananku kedalam liang kemaluannya yang merah menyala basah ditumbuhi rambut-rambut hitam halus indah di atasnya.
“Hoohh.. sshh,” Sisca mendongak ke atas sambil memejamkan matanya dan mendesis merasakan kenikmatan penetrasi kepala kejantananku dilubang kemaluannya yang lalu kusambut dengan memasukkan batang kejantananku lebih dalam lagi. “Bles!”
“Uhh.. yeah!! Tomyyhh!”
“Ohh Siscahh..” sambil kuangkat badan Sisca sedikit dan kulepas lagi sehingga naik turun di atas badanku.
“Ouurgghh.. ahh..”
Kali ini Sisca mengerang semakin keras dengan raut wajah sedikit meringis sambil berkata lagi, “Terus Tomyhh.. gerakin lagi lebih cepat shh.. mmhh.. yeahh..”
Terus terang tidak mudah bagiku untuk bergerak cepat memompa Sisca naik turun di dalam jepitan kewanitaannya yang sempit dan hangat seolah ingin menyedot seluruh kejantananku masuk ke dalam.
“Ohh.. mm.. mmhh.. shh.. yeahh..” Sisca tanpa henti-hentinya merintih, mengerang dan menggeram mesra seiring kunaikkannya kecepatan tubuhnya yang mulai basah berkeringat naik turun di atasku sambil kubenamkan terus lebih dalam kejantananku ke dalam liang kemaluannya yang semakin hangat terasa meremas-remas dan memijat-mijat kejantananku.
“Ohh Sisca .. ohh kamu suka sayanghh?” Aku bertanya di sela-sela rintihan, buruan nafas dan erangan kita berdua.
“Hhh.. Cepat lagi sayanghh.. mmhh. cepat lagihh!” Rintih Sisca semakin bersemangat dan mulai menggerak-gerakan pinggul mulus sexynya dengan gerakan erotis kekiri dan kekanan yang membuat liang kemaluannya semakin sempit hangat membara, menyedot dan memuntahkan kuat kejantananku keluar masuk semakin cepat dan keras.
“Arrgghh!! Yeahh!” Geramku sambil membalas dengan menggenjotkan pantatku ke atas untuk membantu kejantananku menghunjam dan menusuk lebih dalam lagi.
“Uhh.. ahh. ahh.. ahh.. ohh.. uuhh.. uhh.. uhh..urrgghhaa!” Jerit Sisca menyambut genjotan hebat yang kuberikan kepadanya tanpa hentisehingga terlihat wajah cantik Sisca memejamkan kedua matanya lalu meringis hebat sambil menggigit bibir bawah yang merah basah.
“Mmmhh!!” dan membuka mulutnya lagi “Uuuhh!!” Terasa seluruh tubuhnya menggelinjang, bergetar hebat menuju puncak kenikmatan danorgasme berulangkali yang kuberikan kepadanya tanpa ampun. Terasa sakit genggaman jari-jemarinya yang mungil sedikit mencakar dan menggengam keras di kedua pundakku diikuti dengan seluruh tubuhnya menegang dengan seketika. Akhirnya, “Serr!” Terasa cairan hangat mengguyur batangke jantananku yang sedang memompa keras di dalam liang kemaluannya. Yah!Puncak orgasme. Sisca telah mencapainya.
“Uuuoohh.. hoh.. hh.. hh.. hoh.. hohh.. hh,” terengah-engah nafas Sisca memburu.
Seluruh tubuhnya yang putih indah telah habis basah kuyup oleh keringatnya, tidak ketinggalan rambutnya yang juga tidak kalah basah.Terasa tegang tubuhnya berkurang. Genggamannya melemas, dan tubuhnya jatuh lemah lunglai di atas tubuhku yang juga telah basah kuyup diguyur keringat.
“Hhh..hh..hh.. mmhh kamu emang hebat Tomy.. aku belum pernah merasa sepuas ini oleh lelaki sebelumnya..” Tutur Sisca.
Saya kira tidak perlu saya ceritakan lagi apa yang terjadi seterusnya, karena cerita ini bukan mengenai diriku, melainkan mengenai fantasi seksualku, di mana saya berharap andapun akan mengalami halyang serupa dengan fantasi seksual anda.
Komentar
Posting Komentar